Perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) memasuki babak baru yang krusial pada Agustus 2025. Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif hingga 30% pada barang-barang asal UE, yang dapat mengancam hubungan dagang terbesar dunia senilai $1,7 triliun per tahun. Bisnis.com+1The Washington Post+1
🔍 Dampak Langsung pada Ekonomi AS dan Eropa
Jika tarif ini diterapkan, beberapa sektor akan terkena dampak signifikan:
-
Industri Otomotif Jerman: Jerman, sebagai eksportir mobil terbesar dunia, dapat kehilangan ekspor mobil ke AS hingga €200 miliar pada 2028. World Socialist Web Site
-
Perusahaan Multinasional: Perusahaan seperti Stellantis (pemilik Vauxhall, Fiat, Peugeot) memperkirakan kerugian €2,3 miliar pada paruh pertama 2025 akibat tarif AS. The Times
-
Penerbangan dan Teknologi: Boeing dan Ryanair menghadapi ketidakpastian terkait pengiriman pesawat dan potensi tarif tinggi pada produk mereka. Investors.com
🌐 Implikasi untuk Perdagangan Global
Perang tarif ini berpotensi mengarah pada deglobalisasi, dengan negara-negara mencari mitra dagang alternatif dan memperkuat kebijakan proteksionis. Uni Eropa, misalnya, sedang menjajaki kerja sama lebih dekat dengan negara-negara anggota Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) sebagai respons terhadap kebijakan AS. Wikipedia
⚖️ Respons Uni Eropa
UE telah menyiapkan paket balasan senilai €72 miliar, termasuk tarif pada produk seperti bourbon dan pesawat. Mereka juga mempertimbangkan penggunaan instrumen “anti-coercion” untuk membatasi akses perusahaan AS ke pasar jasa dan keuangan UE. The Washington Post+1time.com+1Reuters
📉 Risiko Resesi Global
Penerapan tarif tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dengan proyeksi pertumbuhan global turun menjadi 2,3% pada 2025. Negara-negara berkembang, yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, mungkin akan paling terdampak.
🔮 Prospek Masa Depan
Meskipun ada upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, ketidakpastian tetap tinggi. Penerapan tarif tinggi dapat mengubah lanskap perdagangan internasional secara signifikan, mempengaruhi rantai pasokan global, dan memperburuk ketegangan geopolitik.
Perkembangan selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil negosiasi antara AS dan UE dalam beberapa minggu mendatang.